Pandawa 5 Wayang Orang

Pandawa 5 Wayang Orang

Upload your creations for people to see, favourite, and share.

Wayang Pandawa 5 ini adalah replika dari Wayang klithik yang merupakan salah satu kekayaan warisan budaya Indonesia.

Cerita pewayangannya mirip dengan Wayang Golek dari Jawa Barat yang berbentuk boneka, Perbedaannya adalah wayang klitik terbuat dari kayu berbentuk pipih seperti wayang kulit.

Souvenir Premium Wayang Gunungan Pandawa 5 Logam Stage Kayu ini terbuat dari bahan Alumunium, dengan stage kayu finishing Doff. Plat tulisan dari kuningan / Plat Gravo.

P. 32 cm | L. 7 cm | T. 25 cm

Hardbox Batik Exclusif

Free Costum Tulisan & Logo (PreOrder min 3-4 minggu)

Free Ongkir Japan, (Malaysia, Korea Hongkong silahkan Chat Admin)

nb : Untuk Harga & pengiriman di luar Japan silahkan chat admin Via Wa ( +6287777130192 )

Pandawa kalah dalam permainan dadu dan harus menyerahkan semua milik mereka Pandawa mendapatkan undangan bermain dadu Pandawa menemui ibu Kunti setelah peristiwa kekalahan dalam permainan dadu Para Putri dengan kostum wayang orang klasik Pertempuran antara prajurit Kurawa dan Pandawa Pertempuran Kurawa dan Pandawa Prabu Duryudana dan Patih Sengkuni Prajurit Kerajaan Astina Punakawan, abdi setia Pandawa Raja Sekutu Kerajaan Astina bermaksud menyerang Pandawa Sengkuni yang licik menjebak para Pandawa dalam permainan dadu Tarian perang memikat penonton Pandawa diusir dari kerajaan Astina Pandawa dan Dewi Drupadi memenuhi undangan Duryudana Adegan humor menghibur penonton Adegan perang yang dikemas dengan tarian sangat memukau penonton Destarasta, bapak dari Para Kurawa meminta Duryudana mengembalikan semua milik Pandawa Dewi Kunti, Ibu dari Pandawa Drupadi dipertaruhkan dalam permainan dadu Dursasana mempermalukan Drupadi Duryudana mengadakan pesta menyambut kedatangan Pandawa Kurawa menyambut kedatangan Pandawa Kesenian tradisional wayang orang tetap digemari penonton Kelompok Wayang Orang Bharata konsisten menyajikan pertunjukan untuk melestarikan budaya bangsa Kedukaan keluarga Pandawa setelah kalah dalam permainan dadu Istri Pandawa berkumpul di Keputren

Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mendukung karya Wayang Orang Bharata, kali ini menampilkan judul “Pandawa Dadu”. Pertunjukan sukses dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015, pukul 20.00 WIB, di Gedung WO Bharata, Jl. Kalilio No. 15, Senen, Jakarta.

Sekilas mengenai kisah ini. Setelah para Pandawa bisa membangun Kerajaan Amarta yang sangat indah, Prabu Suyudana, saudara tertua Kurawa, merasa iri dan ingin memiliki. Patih Sengkuni memberi saran untuk mengundang para Pandawa untuk bermain dadu di Hastina.

Prabu Puntadewa, saudara tertua Pandawa sebagai Raja Amarta, dengan congkaknya menyanggupi ajakan Kurawa sehingga tidak disadari Bathara Darma yang bersemayam di tubuh Puntadewa meninggalkannya.

Benar adanya Pandawa kalah dalam permainan dadu atas kelicikan Patih Sengkuni. Harta benda, tahta, bahkan istri Puntadewa, Dewi Drupadi dipertaruhkan dalam permainan dadu tersebut.

Dursasana, adik Prabu Suyudana mempermalukan Dewi Drupadi di depan para Pandawa dengan cara melucuti busana Dewi Drupadi. Untung Dewa Indra menolong Dewi Drupadi sehingga kain yang dikenakan Dewi Drupadi menjadi sangat panjang sehingga tidak bisa dilucuti oleh Dursasana.

Prabu Suyudana sangat marah dan mengusir Para Pandawa dari Kerajaan Amarta untuk berkelana ke hutan selama 13 tahun. Jika dalam 13 tahun para Pandawa tidak diketahui keberadaannya, maka Kerajaan Amarta akan dikembalikan kepada para Pandawa. Namun jika keberadaan mereka diketahui oleh Kurawa, maka Pandawa harus mengulang 13 tahun lagi berkelana ke hutan.

Dengan sedih para Pandawa beserta Dewi Drupadi menjalankan hukuman pembuangan selama 13 tahun menuju ke Hutan Kamiyaka.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesenian tradisional dapat kembali kedalam hati berbagai kalangan lainnya, karena keindahannya sebenarnya tak lekang oleh jaman. Semoga pergelaran ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

(Puspen TNI). Kesenian wayang orang merupakan budaya asli Indonesia, dengan pagelaran ini  diharapakan kita semua seluruh masyarakat Indonesia dapat menonton, terhibur dan ikut melestarikan budaya asli Indonesia.

Pagelaran seni kebudayaan wayang orang Pandawa Boyong merupakan  ide dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat masih menjabat Kasal merupakan kolaborasi TNI dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) pimpinan Jaya Suprana dan grup wayang orang Bharata.  Pagelaran wayang orang Pandawa Boyongini  melibatkan Pejabat Utama TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri  serta 400-an prajurit TNI AL. "Jadi sekaligus Sinergitas TNI-Polri, selain menjaga kedaulatan, keamanan dan melindungi tumpah darah Indonesia, juga sinergitas TNI Polri untuk melestarikan budaya asli Indonesia," ucap Panglima TNI.

Seni budaya wayang orang ini menampilkan Panglima TNI yang memerankan tokoh Bima Sena, Kapolri sebagai Prabu Puntadewa, Kasad sebagai Batara Brama, Kasal sebagai Batara Baruna, Kasau sebagai Resi Abayasa dan Ketum Dharma Pertiwi Ny. Vero Yudo Margono memerankan Dewi Nagagini.

Lakon Pandawa Boyong menceritakan tentang Lima orang Ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astina Pura.  Kepindahan itu untuk mengambil kembali haknya yang kuasai Kurawa. Ksatria Pandawa berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dan mempunyai persenjataan yang lebih banyak. Namun berkat kesungguhan dan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang. "Tentunya makna yang bisa diambil dimana angkara murka pasti kalah dengan yang melaksanakan jujur dan ikhlas," jelas Laksamana TNI Yudo Margono.

Selain menampilkan pejabat utama TNI dan Polri, pagelaran ini juga melibatkan para pesohor tanah air seperti Choky Sitohang, Marcella Zalianty, Putri Khairunnisa, Connie Rahakudini Bakrie, Yessy Sutiyoso, Aylawati Sarwono serta Nunung Srimulat.

TNI AL mengadakan pagelaran wayang orang dengan judul 'Pandawa Boyong'. Acara ini merupakan inisiasi langsung oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Kegiatan sukses terlaksana pada hari Minggu kemarin

Laksamana Yudo hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut tampil dalam pagelaran wayang orang 'Pandowo Boyong' yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Minggu (15/1/2023) pukul 19.00-21.00 WIB. Dalam pagelaran itu, Laksamana Yudo Margono memerankan sosok Bima Sena. Sementara istrinya, Vero Yudo Margono, memerankan sosok Dewi Nagageni.

Sementara itu, Jenderal Sigit memerankan tokoh Prabu Puntadewa. Para Kepala Staf TNI juga ikut ambil bagian. KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memerankan sosok Batara Guru, KSAL Laksamana Muhammad Ali memerankan Batara Baruna, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo akan memerankan Eyang Abiyasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa yang dimaksud dengan pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong'? Apa tujuan pagelaran wayang rang 'Pandawa Boyong'? Simak serba-serbinya berikut ini.

Pagelaran wayang orang adalah pertunjukan seni wayang orang, yang menjadi salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa. Dalam pagelaran wayang orang, wayang yang dimaksud adalah dimainkan atau diperankan langsung oleh orang sebagai tokoh cerita wayang tersebut.

Sementara pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong' adalah pertunjukan seni wayang yang menceritakan tentang cerita atau kisah Pandawa Boyong. Kisah atau cerita Pandawa Boyong adalah cerita wayang yang menceritakan tentang perjuangan Pandawa Lima.

Kisah Pandawa Lima dalam cerita Pandawa Boyong ini mengajak kita sebagai bagian dari masyarakat untuk lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan semangat serta nilai-nilai Pancasila yang diwakili oleh masing-masing sosok Pandawa Lima. Hal ini tentunya sekaligus dalam upaya pelestarian budaya nusantara.

Tujuan Pagelaran Wayang Orang 'Pandawa Boyong'

Terkait hal ini, Yudo menjelaskan, pagelaran wayang orang ini juga gabungan dari pelestari budaya Indonesia. Di antaranya adalah, Barata dan Sanggar Budaya Laskar Indonesia Pusaka, dengan jumlah pemain sekitar 400 orang.

Terkait hal ini, Laksamana Yudo menyebut, tujuan diadakannya pagelaran wayang orang ini juga untuk ikut merawat serta melestarikan budaya asli Indonesia, salah satunya adalah wayang orang. Sekaligus, kata Yudo, kegiatan ini merupakan wujud dan bukti dari terwujudnya sinergitas antara TNI, Polri dan seluruh elemen masyarakat.

"Sehingga dengan pagelaran ini harapan kita seluruh masyarakat yang nonton dapat terhibur juga dapat melestarikan budaya asli Indonesia, wayang orang," ujar Yudo.

Kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Sigit menceritakan awal mula dirinya diminta terlibat untuk tampil dalam pagelaran wayang orang tersebut. Ketika itu, Sigit mengaku mendapatkan undangan untuk ikut bergabung dalam pentas seni budaya tersebut oleh Panglima TNI.

Sigit pun mengapresiasi tergelarnya pagelaran wayang orang bertema 'Pandawa Boyong' ini. Oleh karenanya, Sigit juga mengajak beberapa personel Polri untuk ikut bergabung dalam kegiatan tersebut.

"Beberapa waktu yang lalu saya dapatkan undangan dari beliau (Panglima TNI) untuk ikut gabung dalam latihan persiapan pagelaran wayang orang yang diselenggarakan dengan tema 'Pandawa Boyong'. Tentunya, kami, sangat mengapresiasi undangan Pak Panglima. Karena itu kami juga mengajak beberapa personel Polri ikut bergabung dalam kegiatan pagelaran wayang orang," kata Sigit.

Lebih dalam, Sigit menegaskan, pagelaran wayang orang ini semakin membuktikan serta memperkokoh sinergitas dan soliditas TNI-Polri dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ini juga tentunya untuk semakin meningkatkan sinergitas dan soliditas TNI-Polri. Dan saya kira hari ini, pagelaran sangat luar biasa karena Pak Panglima, Kapolri, seluruh Kepala Staf dan teman-teman perwira tinggi lain dari semua angkatan ikut gabung. Ini sesuatu yang sangat luar biasa," papar Sigit.

Menurut Sigit, dengan pagelaran seni budaya pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong' ini, banyak makna filosofis yang bisa diambil hikmahnya untuk diimplementasikan. Mulai dari nilai luhur, sikap ksatria, hingga jiwa kepemimpinan.

"Tentunya mudah-mudahan sinergitas TNI-Polri ini betul-betul bisa semakin memperkokoh program-program kebijakan dari Negara dari Pemerintah dalam rangka mengawal, mendukung dan mensejahterakan serta membangun Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera," ucap Sigit.

Lihat video 'Aksi Panglima TNI hingga Kapolri Main Wayang Orang ' Pandawa Boyong'':

[Gambas:Video 20detik]